« Home Seusai Halal Daftar Isi »

Bab 3: Hakikat Sabar dalam Cinta


Sabar Bukan Pasrah

Banyak orang salah memahami sabar.
Disangka sabar berarti diam, menerima saja, tanpa berbuat apa-apa.

Padahal sabar bukan pasrah.
Sabar adalah bertahan di jalan yang benar, walau berat.
Sabar adalah berusaha, sambil menahan hati agar tidak mengeluh.
Sabar adalah bergerak, sambil percaya bahwa Allah melihat segalanya.

Sabar bukan berarti lemah.
Justru sabar adalah kekuatan terbesar seorang mukmin.

“Dan bersabarlah kamu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anfāl: 46)

Menahan Diri, Menjaga Hati

Dalam cinta, sabar sering diuji pada hal-hal kecil.
Perbedaan pendapat.
Kesalahpahaman yang sepele.
Perkataan yang tanpa sengaja melukai.

Jika hati tidak dijaga, api kecil bisa membakar segalanya.
Tapi dengan sabar, luka kecil bisa menjadi jalan untuk saling mengerti.

Menahan lidah agar tidak menyakiti.
Menahan amarah agar tidak merusak.
Menahan ego agar tidak menang sendiri.
Inilah sabar yang menjaga cinta tetap utuh.


Sabar Menghadapi Ujian Besar

Rumah tangga tidak akan selalu lapang.
Akan ada masa rezeki sempit, sakit yang melemahkan, atau masalah yang membuat letih.

Di saat itulah sabar benar-benar diuji.
Apakah kita tetap setia menjaga?
Apakah kita masih bisa berkata lembut?
Apakah kita tetap percaya pada janji Allah?

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 155)

Sabar tidak menghapus masalah.
Tapi sabar memberi kekuatan untuk melewatinya.


Sabar sebagai Jalan Kedewasaan

Tanpa sabar, cinta hanya jadi permainan perasaan.
Ada saat manis, disambut bahagia.
Ada saat pahit, ditinggalkan begitu saja.

Dengan sabar, cinta tumbuh menjadi dewasa.
Tidak lagi sekadar ingin dilayani, tapi juga ingin melayani.
Tidak lagi sekadar menuntut, tapi juga berkorban.
Tidak lagi hanya mencari bahagia, tapi juga belajar bertahan.

Sabar menjadikan cinta lebih kuat,
lebih dalam,
dan lebih dekat kepada Allah.