« Home Seusai Halal Daftar Isi »

Bab 9: Syukur atas Kehadiran Pasangan


Menerima Kekurangan sebagai Keindahan

Tidak ada manusia yang sempurna.
Tidak ada pasangan yang tanpa cela.

Kadang kita sibuk melihat kekurangan, hingga lupa mensyukuri kelebihan.
Kadang kita mudah menuntut, tapi lalai berterima kasih.

Padahal setiap kekurangan adalah ruang untuk saling melengkapi.
Setiap cela adalah pintu bagi sabar, dan setiap kelebihan adalah ladang untuk syukur.

Syukur hadir ketika kita berhenti membandingkan,
dan mulai menghargai apa yang ada di depan mata.


Menghargai Hal-Hal Kecil

Bahagia tidak selalu datang dari hal besar.
Kadang hanya dari secangkir teh yang dibuatkan dengan tulus.
Dari senyuman hangat setelah lelah bekerja.
Dari ucapan singkat: “Hati-hati, semoga Allah lindungi.”

Jika hati peka, kita akan menemukan banyak alasan untuk bersyukur.
Tapi jika hati beku, sebanyak apa pun kebaikan akan terasa hambar.

Syukur bukan tentang jumlah,
tetapi tentang kesadaran.


Menguatkan Niat Awal

Pernikahan bukan sekadar bersatu, tetapi menyatu karena Allah.

Ada hari-hari sulit. Ada perbedaan. Ada lelah. Namun semua itu kembali pada niat awal: menjadikan cinta ini ibadah.

Ketika lupa, ingatlah kembali: Mengapa kita memilih jalan halal? Mengapa kita rela menunggu, berjuang, dan berdoa?

Karena kita ingin cinta ini diridhai-Nya.

“Jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu. Tetapi jika kamu mengingkari, sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)

Syukur yang Menjaga Cinta

Syukur membuat hati ringan menerima. Syukur membuat mata jernih melihat. Syukur membuat cinta bertahan, meski diterpa banyak ujian.

Bersyukur atas kehadiran pasangan bukan berarti mengabaikan kekurangannya. Tapi menyadari, bahwa ia adalah amanah. Ia adalah doa yang telah Allah kabulkan.

Dan doa yang dikabulkan, selayaknya dijaga dengan sabar, dan dirawat dengan syukur.